PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bersama
jika komunikasi merupakan elemen terpenting yang
diberikan tuhan kepada manusia, karena dengan komunikasi kita menjadi mahluk
hidup bukan benda lagi, komunikasi bisa menghidupkan nyawa sosial yang menjadi
harapan kita untuk tetap berperan sebagai manusia
Selain komunikasi ada juga faktor penting
yang harus kita lakukan, yaitu bisnis, yah bisnis, karena dengan bisnis kita
bisa menghasilkan simbiosis mutualisme untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat
hidup kita sebagai manusia.Jika komunikasi adalah elemen yang membedakan kita
sebagai makhluk hidup dengan benda, bisnis juga merupakan elemen penting yang
tidak hanya membedakan kita dengan benda, tetapi juga membedakan kita sebagai
manusia dengan hewan.
Nah, jika kita gabungkan dua kekuatan
elemen ini, Komunikasi dengan Bisnis, pasti akan menjadi sesuatu yang luar
biasa, terlebih jika kita berhasil menguasai penyatuan keduanya ini.
Namun, sebenarnya apakah komunikasi
bisnis ini????
Komunikasi Bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam jenis dan bentuk komunikasi untuk mencapai tujuan bisnis.
Komunikasi Bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam jenis dan bentuk komunikasi untuk mencapai tujuan bisnis.
Karena Komunikasi bisnis ini merupakan
komunikasi yang terjadi di dunia bisnis, kita tidak boleh melanggar norma-norma
yang ditetapkan oleh dunia bisnis ketika melakukan komunikasi. Biasanya
komunikasi bisnis memiliki aturan yang ketat, keras, formal, terstatndar dan
tanpa toleransi.
Dengan timbulnya situasi ” Ekonomic Of
Relatife Plenty ” dewasa ini pengusaha harus berusaha untuk menutup jurang yang
terbentang antara produsen dengan masyarakat konsumen selaku pembeli atau
pemakai barang dan jasa yang dihasilkan. Menjadi tugas dan tanggung jawabnya
selaku seorang pengusaha untuk selalu dapat mempengaruhi besarnya permintaan
akan barang produksi perusahaannya, selalu berusaha untuk mencari pembeli yang
dihasilkannya. Sebagai pengusaha dia harus memberitakan penyempurnaan-
penyempurnaan produksi yang telah dicapinya, dimana barang yang di hasilkan
dapat di peroleh masyarakat konsumen..
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat
dirumuskan bahwa :
1. Apa
pengertian dari pesan bisnis ?
2. Bagaimana
Komunikasi bentuk-bentuk komunikasi itu?
3. Bagaimana
pengukuran dalam produktifitas tenaga kerja ?
C. Tujuan
Berdasarkan uarian diatas dapat disimpulkan bahwa
tujuannya adalah :
1. Agar
lebih memahami pengertian dari komunikasi bisnis
2. Untuk
lebih memahami secara mendalam dalam penilaian kinerja
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan
Pesan-Pesan Bisnis
A. Pemahaman Proses Komposisi
Penyusunan pesan-pesan bisnis meliputi tiga tahap
yaitu:
1. Perencanaan
Pada
dasarnya, proses perencanaan meliputi tiga tahapan penting yang perlu
diperhatikan, yaitu mendefinisikan tujuan, menganalisis audiens, dan memilih
saluran dan media komunikasi yang akan digunakan.
2. Pengorganisasian
Proses
ini dimulai dengan merangkai kata, kalimat, paragraf, dan memilih ilustrasi
yang diperlukan untuk mendukung ide pokok bahasannya. Perlu diperhatikan
bagaimana menggunakan kata-kata, kalimat, dan paragraf yang sederhana, mudah
dipahami, dimengerti, dan dilaksanakan oleh si penerima pesan.
3. Revisi
Seluruh
maksud dan isi pesan harus ditelaah kembali dari sisi substansi pesan yang
ingin disampaikan maupun dari gaya penulisannya, struktur kalimat yang
digunakan, dan bagaimana tingkat pemahamannya. Kalau belum sesuai, perlu
dilakukan pengecekkan sekaligus revisi, sehingga apa yang telah direncakan
sebelumnya dapat dicapai seefektif mungkin.
B. Penentuan Tujuan
Tahap pertama dalam merencanakan suatu pesan bisnis
adalah memikirkan maksud dan tujuan komunikasi. Harus dapat menentukan tujuan
yang jelas dan dapat diukur, sesuai dengan tujuan organisasi.
1.
Mengapa
Tujuan Harus Jelas
a. Keputusan untuk
Menanggapi Pesan
Jika
pesan-pesan yang akan disampaikan diduga mempunyai pengaruh yang sangat kecil
kepada audiens, sebaiknya penyampaian ditahan dulu. Sebaliknya bila sangat
penting dan akan membawa pengaruh yang besar, pesan sebaiknya segera diteruskan
atau disampaikan.
b. Keputusan untuk
Menanggapi Audiens
Komunikator
perlu mempertimbangkan motif-motif audiens. Tanpa mengetahui motif audiensnya,
komunikator tidak akan dapat menanggapi audiens dengan baik. Komunikator dan
audiens juga akan gagal mendapatkan apa yang mereka inginkan bila harapan
mereka tidak sesuai/sejalan.
c. Keputusan untuk
Memusatkan Isi Pesan
Komunikator
seharusnya hanya memasukkan informasi yang penting, yang relevan dengan
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
d. Keputusan untuk
Menetapkan Media yang akan Digunakan
Media komunikasi yang akan digunakan dapat berupa lisan atau tulisan
.
2. Tujuan
Komunikasi Bisnis
Hubungan partisipasi audiens dengan pengendali
komunikator
Secara umum ada tiga tujuan
komunikasi bisnis, yaitu:
a. Memberi
Informasi
Tujuan pertama
adalah memberikan informasi yang berkaitan dengan dunia bisnis kepada pihak
lain. Media komunikasi mana yang akan dipilih sangat bergantung pada kebijakan
perusahaan dengan mempertimbangkan kemampuan internal perusahaan tersebut.
b. Melakukan
Persuasi
Tujuan
kedua adalah melakukan persuasi kepada pihak lain agar apa yang disampaikan
dapat dipahami dengan baik dan benar. Terutama berkaitan dengan negosiasi.
Untuk memperoleh hasil maksimal dalam bernegosiasi, setiap pihak perlu memahami
prinsip win-win solution (kedua belah pihak dalam negosiasi tersebut saling
memperoleh manfaat tanpa merasa harus ada yang dikorbankan atau gagal).
c. Melakukan
Kolaborasi
Tujuan
ketiga adalah kolaborasi atau kerjasama. Melalui jalinan komunikasi
bisnis tersebut, seseorang dapat dengan mudah melakukan kerja sama bisnis baik
dengan perusahaan domestik maupun asing. Teknologi komunikasi sangat penting
artinya dalam mempererat kerja sama dalam dunia bisnis.
Contoh dalam menyatakan tujuan umum dan tujuan khusus
tujuan
umum
|
tujuan
khusus
|
|
memberi
informasi
|
menyajikan
penjualan bulan lalu ke manajer pemasaran
|
|
membujuk
|
meyakinkan
manajer pemasaran untuk mengangkat beberapa karyawan baru bagian pemasaran
|
|
kolaborasi
|
membantu
departemen personalia mengembangkan program pelatihan bagi beberapa anggota
baru
|
|
3. Cara
Menguji Tujuan
Empat
pertanyaan untuk menguji suatu tujuan:
a. Apakah
tujuan tersebut realistik?
Dalam
arti bahwa ide-ide atau gagasan yang hendak disampaikan dapat disesuaikan
dengan kemampuan yang ada, seperti kemampuan finansial, manajerial, sumber
daya, dan teknis operasional.
b. Apakah
waktunya tepat?
Sebagai
contoh, dalam situasi krisis moneter, ide untuk melakukan ekspansi pabrik
kemungkinan besar tidak akan diterima. Penyampaian ide ini tidak tepat waktunya
karena pada saat itu penjualan produk sedang menurun sampai 50% dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.
c. Apakah
orang yang mengirimkan pesan sudah tepat?
Pesan
atau ide yang disampiakan oleh orang yang memiliki kedudukan/jabatan tinggi
cenderung lebih dapat diterima daripada disampaikan oleh orang yang
kedudukannya rendah.
d. Apakah
tujuannya selaras dengan tujuan organisasi perusahaan?
Tujuan penyampaian pesan hendaknya
mengacu pada tujuan organisasi secara keseluruhan.
C. Analisis
Audiens
1. Cara
Mengembangkan Profil Audiens
Penentuan profil audiens dikatakan
gampang apabila lawan komunikasi adalah orang yang sudah dikenal. Namun akan mengalami
kesulitan bila yang menjadi audiens adalah orang yang belum dikenal. Dalam hal
ini komunikator perlu melakukan investigasi untuk mengantisipasi reaksi mereka.
a. Menentukan
ukuran dan koposisi audiens
Bentuk dan format penulisan materi yang
akan disampaikan juga ditentukan oleh jumlah audiens. Audiens jumlahnya kecil,
materi dapat dikemas dalam suatu laporan sederhana kemudian dipresentasikan
atau dibagikan kepada mereka. Untuk audiens jumlah besar, materi dikems dalam
makalah atau laporan dengan gaya pengorganisasian dan format penulisan yang
lebih formal. Selingan segar seperti humor dapat dilakukan untuk menarik
perhatian audiens yang jumlahnya besar.
b. Siapa
audiensnya
Bila audiens lebih dari satu orang,
komunikator perlu mengidentifikasi siapa diantara mereka yang memegang posisi
kunci/posisi paling penting.
c. Reaksi
audiens
Jika komposisi audiens adalah
orang-orang yang tidak suka berdebat atau kurang kritis, presentasi sebaiknya
disajikan langsung pada bagian kesimpulan dan saran-saran, karena jika diajak
berdiskusi, reaksi mereka disuga kurang positif.
d. Tingkat
pemahaman audiens
Jika komunikator dan audiens memiliki
latar belakang yang jauh berbeda, perlu diputuskan seberapa jauh audiens harus
dididik. Usahakan tidak terlalu menggurui agar audiens tidak merasa jenuh,
bosan, dan kurang tertarik.
e. Hubungan
komunikator dengan audiens
Jika komunikator belum dikenal audiens
maka komunikator harus meyakinkan audiens sebelum penyampaian suatu pesan
dilakukan. Penampilan komunikator berpengaruh pada penyampaian pesan
komunikator tersebut. Nada suara menunjukkan tingkat hubungan komunikator dan
audiens.
2. Cara
Memuaskan Audiens akan Kebutruhan Informasi
Lima tahap dalam memenuhi kebutuhan
audiens:
a. Temukan/cari
apa yang diinginkan audiens
b. Antisipasi
pertanyaan yang tidak diungkapkan
c. Berikan
semua informasi yang diperlukan
d. Pastikan
informasinya akurat
e. Tekankan
ide-ide paling menarik bagi audiens
3. Cara
Memuaskan Kebutuhan Motivasional Audiens
Pemberian motivasi sering mengalami
kendala/hambatan, hal ini disebabkan adanya kecenderungan dari audiens untuk
tidak mau mengubah sesuatu yang ada dengan hal yang baru. Salah satu cara
mengatasinya adalah dengan mengatur pesan-pesan sedemikian rupa sehingga
informasi yang disampaikan dapat diterima audiens dengan mudah. Pendekatan yang
dapat dilakukan adalah dengan memberikan argumentasi yang bersifat rasional.
Selain itu dapat mencoba menggunakan pendekatan emosi audiens.
D. Penentuan
Ide Pokok
1. Teknik
Curah Pendapat
a. Storyteller’s
Tour
Hidupkan tape recorder, dan telaah
pesan-pesan yang disampaikan. Dengarkan dengan teliti dan berlatihlah sehingga
ide-ide pokok dari suat pesan dapat ditemukan dengan mudah.
b. Random
List
Untuk dapat menemukan ide pokok perlu
menulis segala sesuatu dalam pikiran di atas kertas kosong. Pelajari hubungan
ide yang satu dnegan ide yang lain. Bagilah ke dalam kelompok-kelompok dan
temukan butir yang penting dan tidak penting.
c. CFR
(Conclusion, Findings, Recommendations) Worksheet
Jika subjeknya mencakup pemecahan
masalah, gunakan suatu lembar kerja (worksheet) yang akan membantu menjelaskan
hubungan antara temuan (findings), kesimpulan (conclusions), dan rekomendasi
(recommendation) yang akan diberikan.
d. Journalistic
Approach
Pendekatan jurnalistik memberikan butir
yang baik sebagai langkah awal menentukan ide pokok. Jawaban terhadap
pertanyaan siapa (who), apa (what), kapan (when), di mana (where), dan
bagaimana (how), akan dapat menjelaskan ide pokok presentasi.
e. Question
and Answer Chain
Pendekatan yang paling baik adalah
melihat dari sisi perspektif audiens.
2. Pembatasan
Cakupan
Secara umum, penyajian informasi rutin
kepada audiens yang telah dikenal hendaknya menggunakan kata-kata singkat. Cara
ini membangkitkan rasa hormat audiens kepada komunikator, sedangkan penyampaian
pesan yang kompleks dan kontroversial akan memakan waktu lebih lama terutama
jika audiens yang hadir belum dikenal sebelumnya. Ide pokok yang yang lebih
penting haruslah disampaikan dengan mudah dimengerti dan diterima audiens.
E. Seleksi
Saluran dan Media
1. Komunikasi
Lisan
Salah satu kebaikannya adalah
kemampuannya memberikan umpan balik dengan segera. Saluran ini digunakan
apabila pesan yang disampaikan sederhana, tidak diperlukan catatan permanen,
dan audiens dapat dibuat lebih nyaman. Kelebihan lain adalah sifatnya yang
ekonomis. Bermanfaat apabila yang disajikan informasi kontroversial, karena
reaksi audiens dapat terbaca dari bahasa isyarat mereka.
Komunikasi lisan antara lain
seperti pembicaraan lewat telepon, wawancara kerja, pertemuan kelompok kecil,
seminar, lokakarya, program pelatihan, pidato formal, dan presentasi penting
lainnya. Semakin sedikit jumlah audiens, semakin baik interaksi diantara
mereka. Presentasi formal seringkali diadakan di auditorium. Dan kemajuan
teknologi sering digunakan untuk memberi daya tarik bagi suatu presentasi.
2. Komunikasi
Tertulis
Terdapat berbagai macam bentuk seperti
surat, memo, proposal, dan laporan. Salah satu kelebihannya adalah penulis
mempunyai kesempatan untuk merencanakan dan mengendalikan pesan-pesan mereka.
Komunikasi Lisan
|
Komunikasi Tertulis
|
|
Anda menginginkan umpan balik segera dari audiens
|
Anda tidak memerlukan umpan balik segera
|
|
pesan Anda relatif sederhana dan mudah dipahami
|
pesan Anda sangat rinci, kompleks, dan memerlukan
perencanaan yang hati-hati
|
|
Anda tidak memerlukan catatan permanen
|
Anda memerlukan catatan permanen
|
|
Anda dapat mengumpulkan audiens lebih mudah atau
ekonomis
|
Anda ingin mencapai audiens yang luas
|
|
Anda menginginkan interaksi dalam memecahkan masalah
|
Anda ingin meminimisasi distorsi penyampaian pesan
|
|
Media Komunikasi Lisan
|
Media Komunikasi Tertulis
|
|
percakapan secara langsung, pidato,
pertemuan-pertemuan
|
surat-surat, memo, laporan, proposal
|
|
email
|
||
telepon dan surat suara
|
surat reguler dan khusus
|
|
VOIP (voice over internet protocols)
|
Faksimile
|
|
audiotape dan videotape
|
||
telekonference dan konferensi video
|
B. Pengorganisasian
Pesan-Pesan Bisnis
A. Hal-Hal yang
Menyebabkan Pesan-Pesan tak Terorganisasi dengan Baik
Tidak terorganisasinya komunikasi dengan
baik dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
1. Bertele-tele
Sering
kali pesan pembuka awal sebuah surat terlalu panjang, mencapai beberapa
paragraf, baru kemudian masuk ke topik bahasan sehingga pembaca memerlukan
waktu yang cukup lama untuk memahami maksud pesan yang disampaikan.
2. Memasukkan
Bahan-Bahan yang Tidak Relevan
Informasi
yang tidak relevan disamping membuang-buang waktu, juga dapat membuat pesan
yang disampaikan menjadi kabur, tidak jelas, dan sulit dipahami.
3. Menyajikan
Ide-Ide Secara Tidak Logis
Hal ini
menyebabkan ketidaklancaran komunikasi karena audiens akan sulit memahami
poin-poin penting yang disampaikan.
4. Informasi
Penting Kadang Kala Tidak Tercakup di dalam Pembahasan
Apabila
pesan-pesan yang tidak relevan, pesan-pesan yang tidak penting, dan pesan-pesan
yang bersifat bombastis lebih dominan, ada kecenderungan poin-poin yang penting
justru terlupakan dari topik pembahasan. Hal tersebut perlu memperoleh
perhatian yang seksama bagi para komunikator.
B. Pentingnya
Pengorganisasian yang Baik
Untuk dapat mengorganisasi pesan-pesan
dengan baik, ada empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Subyek
dan tujuan haruslah jelas.
b. Semua
informasi harus berhubungan dengan subyek dan tujuan.
c. Ide-ide
harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis.
d. Semua
informasi yang penting harus sudah tercakup.
Suatu
pesan yang disusun dengan baik akan membantu audiens memahami pesan yang
disampaikan, membantu audiens menerima pesan, menghemat waktu audiens, dan
mempermudah pekerjaan kamunikator.
a. Membantu
audiens memahami suatu pesan
Dengan mengemukakan poin-poin penting
secara jelas, menyususn ide-ide secara logis dna runtut, dan memasukkan semua
informasi yang relevan dalam pesan, audiens dengan mudah akan memahami
maksud/tujuan pesan.
b. Membantu
audiens menerima suatu pesan
Misalnya seorang konsumen yang mengadu
masalah pembelian produk kepada manajer toko mempeoleh jawaban yang tidak
menyenangkan. Mungkin saja surat jawaban telah disusun secara logis sehingga
dapat dipahami maksudnya tetapi tidak dapat diterima konsumen karena gaya
bahasa yang terlalu menusuk sasaran.
c. Menghemat
waktu
Dengan hanya menyampaikan informasi yang
relevan, waktu audiens dapat dihemat. Audiens juga dapat dengan mudah mengikuti
alur pemikiran pesan yang disampaikan, tanpa harus memeras otak dan mengerutkan
dahi.
d. Mempermudah
pekerjaan komunikator
Dengan mengetahui apa yang ingin
disampikan dan mengetahui cara menyampaikannya, rasa percaya diri komunikator
akan meningkat dan semakin cepat dan efisien ia menyelesaikan pekerjaan.
C. Pengorganisasian
Pesan-Pesan Melalui Outline
Dapat dilakukan melalui dua tahapan,
yaitu:
1. Mendefinisikan
dan Mengelompokkan Ide-Ide
Memutuskan apa yang harus dikatakan
adalah masalah mendasar bagi setiap komunikator. Apabila pesan yang disusun
panjang dan kompleks, outline sangat diperlukan dan menjadi penting artinya,
karena outline akan membantu memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu
dengan bagian yang lain. Outline juga akan menuntun untuk mengkomunikasikan
ide-ide dengan cara yang sistematik, efisien, dan efektif. Outline akan
membantu mengekspresikan transisi antara ide-ide sehingga audiens akan mengerti
dan memahami pola pemikiran komunikator.
Susunan outline secara garis besar dapat
digolongkan ke dalam tiga golongan:
a. Mulailah
dengn ide pokok
Ide pokok dapat membantu menetapkan
tujuan dan strategi umum dari suatu pesan. Ide pokok dirangkum dalam dua hal,
yaitu:
Apa
yang diinginkan terhadap audiens untuk melakukannya atau memikirkannya
Alasan
mendasar mengapa mereka harus melakukan atau memikirkannya.
b. Nyatakan
poin-poin pendukung yang penting
Setelah menetapkan ide pokok pesan yang
akan disampaikan, tahap selanjutnya adalah menyususn poin-poin pendukung yang
penting sebagai pendukung ide-ide pokok tersebut.
c. Ilustrasi
dengan bukti-bukti
Tahap ketiga adalah memberikan ilustrasi
dengan mengemukakan bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan. Semakin banyak
bukti-bukti yang dapat disajikan, outline akan menjadi semakin baik.
2. Menentukan
Urutan dengan Rencana Organisasional
Untuk dapat menentukan urutan ide-ide,
ada dua pendekatan penting, yaitu:
a. Pendekatan
langsung (pendekatan deduktif)
Ide pokok muncul paling awal, kemudian
diikuti bukti-bukti pendukungnya. Digunakan bila reaksi audiens cenderung
positif atau menyenangkan.
b. Pendekatan
tidak langsung (pendekatan induktif)
Bukti-bukti mncul terlebih dahulu,
kemudian diikuti ide pokoknya. Digunakan bila reaksi audiens cenderung negatif
atau tidak menyenangkan.
Kedua pendekatan tersebut dapat
diterapkan baik untuk pesan-pesan singkat maupun formal. Untuk memilih di
antara kedua alternatif, harus menganalisis bagaimana audiens terhadap
maksud/tujuan dan pesan-pesan yang disampaikan.
Setelah memilih suatu pendekatan umum,
selanjutnya memilih rencana organisasional yang paling cocok sebagai berikut:
a. Direct
request
Jenis/tipe pesan bisnis yang paling umum
digunakan adalah penyampaian yang langsung pada poin yang dituju. Direct
request dapat berbentuk surat meupun memo. Permintaan langsung menggunakan
pendekatan langsung, karena langsung pada poin yang dituju.
b. Pesan-pesan
rutin, good news, atau goodwill
Memberikan informasi rutin sebagai
bagian dari bisnis tetap, audiens kemungkinan akan menjadi netral. Pesan-pesan
rutin, good news, atau goodwill lebih cocok dengan menggunakan pendekatan
langsung.
c. Pesan-pesan
bad news
Jika mempunyai berika yang kurang
menyenangkan, cobalah menempatkannya pada bagian pertengahan surat dengan
menggunakan bahasa yang halus.
d. Pesan-pesan
persuasif
Bila audiens sangat tidak tertarik
terhadap pesan-pesan yang disampaikan, pesan-pesan persuasif dapat digunakan
dan pendekatannya adalah dengan cara tak langsung. Perlu membuka pikiran
audiens dengan melakukan persuasi sehingga mereka dapat memahami fakta yang
ada.
Pesan-pesan singkat dapat menggunakan
salah satu dari keempat dasar rencana organisasional. Untuk pesan yang lebih
panjang, seperti pembuatan laporan dan presentasi, perlu pola yang lebih
kompleks. Pola tersebut dibedakan menjadi dua kategori, yaitu informasional dan
analitikal.
Umumnya laporan dan presentasi yang
paling mudah adalah informasional yang hanya sekedar menyajikan fakta-fakta
yang berhasil ditemukan. Kategori informasional antara lain instruksi operasi,
laporan status, deskripsi teknis, dan deskripsi prosedur dalam suatu
perusahaan.
Secara umum, mengorganisasi laporan dan
presentasi analitikal yang didesain ke arah suatu kesimpulan tertantu, lebih
sulit. Manakala tujuannya untuk melakukan kolaborasi dengan audiens di dalam
memecahkan masalah atau melakukan persuasi, harus memilih rencana
organisasional yang memberikan argumen secara logis.
Empat rencana organisasional untuk
pesan-pesan singkat:
Reaksi Audiens
|
Rencana Organisasional
|
Pembuka
|
Isi
|
Penutup
|
Tertarik
|
direct request
|
mulai dengan permintaan atau ide pokok
|
rinci / detail
|
rasa hormat dan adanya tindakan khusus
|
Senang
|
pesan rutin, good news, goodwill
|
mulai dengan ide pokok atau good news
|
rinci/detail
|
rasa hormat, referensi ke good news
|
Tidak senang
|
bad news, pernyataan netral sebagai transisi ke bad
news
|
mulai dengan pernyataan netral, nyatakan bad news,
dan beri saran positif
|
beri alasan yang rasional dan logis
|
rasa hormat
|
Tidak tertarik
|
pesan persuasif
|
mulai dengan pernyataan yang mengundang perhatian
|
tumbuhkan hasrat audiens
|
perlu tindakan
|
C. Revisi Pesan-Pesan Bisnis
A. Keterampilan
Merevisi
1. Pesan-Pesan
Bisnis Tertulis
Proses penulisan pesan tertulis dimulai
dari penulisan draf, selanjutnya penelaah dari sudut substansi suatu pesan
maupun pengorganisasian, gaya bahasa yang digunakan, susunan kalimat, mekanik,
format dan tata letak penulisan.
a. Mengedit
isi, pengorganisasian, dan gaya penulisan
Sebelum
adanya evaluasi, keseluruhan dokumen perlu dibaca dengan cepat. Saat evaluasi,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain substansi suatu pesan,
pengorganisasian pesan, dan gaya penulisan. Berikut beberapa pertanyaan yang
perlu diperhatikan:
Apakah
Anda telah memasukkan poin-poin dengan urutan yang logis?
Apakah
terdapat keseimbangan yang baik antara hal-hal yang bersifat umum dengan
khusus?
Apakah
ide ynag paling penting telah memperoleh porsi pembahasan yang cukup?
Apakah
Anda telah memberikan fakta-fakta pendukung dan melakukan
pemerikasaan ulang terhadap fakta-fakta
yang ada?
Apakah
Anda ingin menambahkan informasi yang baru?
Di
samping itu, untuk lebih memudahkan audiens menangkap pesan-pesan, perlu dibuat
judul, sub-sub judul, indentasi, huruf tebal, garis bawah, huruf miring, hruf
berwarna, tabel, gambar, dan sejenisnya.
b. Mengedit
mekanik/ teknis penulisan
Langkah
berikutnya melakukan pengeditan dari sudut mekanik atau teknis penulisan suatu
pesan-pesan bisnis yang mencakup antara lain:
Susunan
kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah kebahasaan yang ada,
sehingga mudah dipahami.
Penggunaan
kapitalisasi secara tepat.
Penulisan
tanda baca secara benar.
Perhatikan
makna keutuhan suatu kalimat, sehingga makna suatu kalimat dapat
dipahami dengan mudah.
Perhatikan
pengulangan kata secara tidak tepat dalam suatu kalimat.
Kesalahan
mekanik dalam penulisan pesan-pesan bisnis dapat mengganggu pemahaman maksud
dan tujuan penulisan pesan-pesan bisnis.
c. Mengedit
format dan layout
Jika
format penulisannya menarik, ditata rapi, bersih, tidak penuh coretan, dan
kertas yang digunakan berkualitas baik, audiens akan senang membacanya.
2. Pesan-Pesan
Bisnis Lisan
Meskipun penyampaian pesan-pesan bisnis
tersebut dilakukan secara lisan, tetap perlu dilakukan pengeditan yang mencakup
antara lain:
a. Substansi
pesan
Hal ini mencakup apakah substansi (isi)
pesan yang ingin disampaikan telah tercantum di salamnya? Dan apakah data
pendukung (tabel, grafik, bagan, gambar, audio, audiovisual) juga sudah
tercantum di dalamnya?
b. Pengorganisasian
pesan
Mencakup tiga poin penting, yaitu:
Pembukaan
(misal salam pembuka, perkenalan diri).
Penyampaian
substansi pesan (misal pengantar pesan dilanjutkan substansi pesan).
Penutup
(misal kesimpulan, saran, rekomendasi, implikasi).
c. Gaya
bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam
penyajian pesan bisnis secara lisan lebih menarik dan dinamis daripada yang
berbentuk tertulis karena cara penyampaian yang lebih santai, luwes, dan tidak
monoton. Selain itu penerima pesan akan lebih mudah memahami maksud dan tujuan
pesan.
B. Pemilihan
Kata yang Tepat
Agar maksud komunikasi dapat tercapai,
perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini.
1. Pilihlah
kata yang sudah familier/dikenal
Diperlukan analisis suatu audiens,
terutama untuk mengetahui latar belakang pendidikan dan pengalaman audiens.
Pemahaman yang baik terhadap audiens akan memberikan pengaruh yang baik bagi
proses penyampaian pesan.
2. Pilihlah
kata yang singkat
Kata-kata yang singkat, selain efisien,
juga mudah dipahami oleh audiens. Tetapi harus tetap diperhatikan berbagai
kaidah penulisan bahasa yang baik dan benar.
3. Hindari
kata-kata yang bermakna ganda
Penggunaan kata bermakna ganda akan
mengakibatkan terjadinya penafsiran yang bermacam-macam. Akibat selanjutnya,
kemungkinan tidak tercapainya maksud penyampaian pesan-pesan bisnis.
C. Membuat
Kalimat yang Efektif
Kalimat
efektif merupakan bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk
mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Perlu diperhatikan tiga hal, yaitu
kesatuan pikiran, kesatuan susunan, dan kelogisan. Subyek dalam kalimat akan
menjawab pertanyaan “siapa” atau “apa” yang dilakukan oleh kata kerja merupakan
topik suatu bahasan atau sesuatu yang sedang dikatakan dan biasanya berupa kata
benda. Predikat, biasanya kata kerja, nerkaitan erat dengan subjeknya. Ia
menjelaskan tentang apa yang dilakukan oleh subjek. Pelengkap (complements)
akan memperjelas arti suatu kata kerja. Ada beberapa jenis pelengkap antara
lain objek langsung dan objek tak langsung.
1. Tiga
Jenis Kalimat
a. Kalimat
sederhana
Hanya memiliki sebuah subjek dan sebuah
predikat. Namun tak menutup kemungkinan suatu kalimat dilengkapi objek baik
langsung maupun tak langsung.
Contoh:
- Saya
membeli buku Komunikasi Bisnis di tokok buku “Berkah” kemarin.
b. Kalimat
majemuk
Berisi dua atau lebih klausa independen
dan tidak mempunyai klausa dependen. Klausa independen merupakan klausa yang
dapat berdiri sendiri, sehingga tidak memiliki pengertian yang utuh. Kalimat
majemuk dihubungkan dengan kata penghubung seperti “dan”, “tetapi”, “atau”.
Contoh:
- Adik
membeli kertas dan kakak membeli buku.
c. Kalimat
kompleks
Berisi sebuah klausa independen dan satu
atau lebih klausa dependen sebagai anak kalimat.
Contoh:
- Meskipun
gaji tidak naik, para pegawai bekerja sebagaimana mestinya.
2. Cara
Mengembangkan Paragraf
Secara umum ada dua pendekatan yang
dapat digunakan untuk mengembangkan suatu paragraf, yaitu pendekatan induktif
dan deduktif. Pendekatan induktif dimulai dengan mengemukakan berbagai alasan
kemudian dibuat kesimpulan. Pendekatan deduktif dimulai dari kesimpulan kemudian
diikuti dengan alasan-alasannya. Lebih lanjut, suatu paragraf dapat
dikembangkan dengan:
a. Ilustrasi
Pemberian ilustrasi terhadap suatu topik
bahasan yang relevan akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mudah
dipahami audiens.
b. Perbandingan
(persamaan dan perbedaan)
Cara ini memerlukan wawasan berpikir
yang luas bagi penyampaian pesan-pesan bisnis dan tentunya akan dapat membuat
perbandingan yang berkaitan dengan persamaan maupun perbedaan terhadap suatu
pokok bahasan tertentu.
c. Pembahasan
sebab-akibat
Pola pengembangan paragraf dengan
sebab-akibat akan membantu memberikan arah yang jelas terhadap suatu pokok
bahasan tertentu.
d. Klasifikasi
Pola pengembangan paragraf dengan
pengelompokkan ini akan mempermudah pemahaman bagi pengirim pesan meupun
penerima pesan. Selain itu juga menjadikan suatu topik bahasan menjadi lebih
terarah atau terfokus.
e. Pembahasan
pemecahan masalah
Cara ini akan mampu memberikan latihan
analitis yang sangat diperlukan bagi seseorang dalam pengambilan
keputusan-keputusan penting bagi suatu organisasi. Dengan kata lain pola
pengembangan ini memberikan suatu arah yang sistematis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses komunikasi yang terjadi dapat dilakukan melalui saluran secara lisan,tertulis maupun audiovisual dimana dari ketiga cara tersebut memiliki keefektifan masing-masing.Seorang manajemen dapat memilih cara komunikasi yang mana yang akan dipilih dalam menyampaikan informasi atau pesan yang efektif .Komunikasi secara lisan dapat disampaikan secar cepat.Pesan dapat disampaikan dengan segera,serta diperoleh umpan balik.Komunikasi tertulis dapat didokumentasikan serta ada catatan resmi.Didalam Komunikasi Audiovisual pesan sudah dikemas terlebih dahulu,sehingga tidak bergantung pada keterampilan berkomunikasi penyajiannya.
Distorsi Komunikasi sering terjadi di antara manajemen dan karyawan.Distorsi Komunikasi dapat berdampak buruk terhadap kinerja karyawan karena orang yang berada di bawah dalam organisasi hanya mendapat informasi yang cukup untuk melaksanakan tugas mereka sendiri.
Proses komunikasi yang terjadi dapat dilakukan melalui saluran secara lisan,tertulis maupun audiovisual dimana dari ketiga cara tersebut memiliki keefektifan masing-masing.Seorang manajemen dapat memilih cara komunikasi yang mana yang akan dipilih dalam menyampaikan informasi atau pesan yang efektif .Komunikasi secara lisan dapat disampaikan secar cepat.Pesan dapat disampaikan dengan segera,serta diperoleh umpan balik.Komunikasi tertulis dapat didokumentasikan serta ada catatan resmi.Didalam Komunikasi Audiovisual pesan sudah dikemas terlebih dahulu,sehingga tidak bergantung pada keterampilan berkomunikasi penyajiannya.
Distorsi Komunikasi sering terjadi di antara manajemen dan karyawan.Distorsi Komunikasi dapat berdampak buruk terhadap kinerja karyawan karena orang yang berada di bawah dalam organisasi hanya mendapat informasi yang cukup untuk melaksanakan tugas mereka sendiri.
B. Saran
1.Gunakanlah kata-kata yang baik, jelas atau tidak ambigu, punya kekuatan, netral, kata-kata yang positif, spesifik, berbicara yang sopan, berbicara ssuai konteks dan situasi, kata-kata yang tepat dan mudah diingat dan kuat serta dukunglah kata-kata dengan alat bantu visual.
2.Tekanan, nada,volume suara,gunakan bahasa yang mudah dimengerti atau sesuai dengan bidang masing-masing pekerjaan.
3. Proses penyampaian secara tertulis harus diperhatikan penulisan terlebih lagi apabila pesan-pesan yang disampaikan rumit harus diperhatikan kata-kata yang cermat untuk ditulis agar dapat dipahami dan dimengerti,bahasa yang digunakan bisa formal dan non formal tergantung isi pesan atau informasi.
4. Jaringan Komunikasi harus diperbaiki agar tidak terjadi distorsi komunikasi. karyawan harus aktif dalam menyeleksi atau menerima informasi yang terjadi dari atasan yang mengalir ke bawahan.
1.Gunakanlah kata-kata yang baik, jelas atau tidak ambigu, punya kekuatan, netral, kata-kata yang positif, spesifik, berbicara yang sopan, berbicara ssuai konteks dan situasi, kata-kata yang tepat dan mudah diingat dan kuat serta dukunglah kata-kata dengan alat bantu visual.
2.Tekanan, nada,volume suara,gunakan bahasa yang mudah dimengerti atau sesuai dengan bidang masing-masing pekerjaan.
3. Proses penyampaian secara tertulis harus diperhatikan penulisan terlebih lagi apabila pesan-pesan yang disampaikan rumit harus diperhatikan kata-kata yang cermat untuk ditulis agar dapat dipahami dan dimengerti,bahasa yang digunakan bisa formal dan non formal tergantung isi pesan atau informasi.
4. Jaringan Komunikasi harus diperbaiki agar tidak terjadi distorsi komunikasi. karyawan harus aktif dalam menyeleksi atau menerima informasi yang terjadi dari atasan yang mengalir ke bawahan.
0 comments:
Post a Comment