KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kita
panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Esa. yang telah memberi
kesempatan, taufik dan hidayah, serta inayahnya sehingga tugas makalah
pengembangan kepribadian dengan judul “MEMBANGUN KARAKTER KEPRIBADIAN” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. keluarganya berserta para
sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan
yang terang benderang yang diridhoi oleh allah SWT.
Tak lupa pula kami mengucapkan banyak
terimah kasih kepada teman-teman kami yang telah memberikan petunjuk dalam
terselesaikannya tugas makalah ini.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah yang sangat sederhana
ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang
baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya. Semoga makalah ni dapat
berguna dan bemanfaat untuk kita semua. Amin
Jakarta,
30 November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................................
1.1. Latar belakang masalah...................................................................................... 1
1.2. Tujuan penulisan................................................................................................ 2
1.3. Rumusan
masalah...............................................................................................
2
BAB II
PEMBAHASAN ................................................................................................
2.1. Definisi kepribadian........................................................................................... 3
2.2. Tipologi kepribadian.......................................................................................... 3
2.3. Pribadi yang menyenangkan.............................................................................. 7
2.4.
Langkah-langkah kepribadian yang menyenangkan.......................................... 7
BAB III
PENUTUP.........................................................................................................
3.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 14
3.2. Saran ................................................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
belakang
Setiap manusia, termasuk diri kita dikaruniai
pribadi yang sangat unik, yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Selain itu
kita juga dikaruniai kemampuan untuk membangun pribadi sehingga kita dapai
mengembangkan diri. Yang perlu kita kembangkan tentu saja adalah pribadi yang
menyenangkan baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Pribadi yang menyenangkan sangat kita butuhkan untuk
membangun langkah-langkah keberhasilan dalam hidup, baik itu keberhasilan dalam
pekerjaan, bisnis, karier, maupun kekuarga. Sebaliknya, pribadi yang
membosankan yang ”tidak dapat dikenal” orang lain, akan menghadapi kesulitan
dalam mengembangkan diri. Termasuk hambatan dalam mengembangkan kesuksesan
dalam setiap bidang kehidupan. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain, selain
membangun pribadi yang menyenangkan; menyenangkan bagi diri sendiri, juga bagi
orang lain, terutama orang-orang terdekat, rekan kerja, atasan, klien dan
orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita
Sebenarnya kita telah dikaruniai benih-benih pribadi
yang menyenangkan, namun mungkin kita lupa menggunakanya. Atau mungkin kita
sengaja menutupnya dengan keangkuhan dan keegoisan. Mungkin juga rutinitas
hidup yang padat dan berat tanpa sengaja ”menumpuk” pribadi kita yang
menyenangkan ditempat yang jauh dari jangkauan kesadaran. Jadi, ada banyak
penyebab baik disadari, maupun tidak disadari, yang turut andil mematikan
pribadi kita yang menyenangkan itu.
Kepribadian yang baik merupakan kunci sukses diterima atau tidaknya kita dalam pergaulan, baik itu di rumah, kampus, kantor atau dimanapun. Coba saja kita perhatikan hanya mereka yang berkepribadian menariklah yang memiliki banyak teman dan sahabat. Orang-orang dengan kepribadian yang baik selalu dikelilingi oleh orang-orang yang peduli padanya. Memang kepribadian merupakan watak dasar atau karakter seseorang yang sudah terbentuk dalam dirinya. Karena itu kepribadian setiap orang jelas tidak sama. Namun bukan berarti kepribadian yang buruk tidak bisa dirubah. Jika selama ini kepribadian dinilai kurang baik, tidak ada salahnya kita mulai merubahnya dari sekarang. Bagaimanapun juga memperbaiki kepribadian bukanlah sesuatu yang merugikan. Justru sebaliknya, merubah hal menjadi baik adalah suatu jalan menuju kebenaran. Nah, kita tentu ingin menjadi pribadi yang disukai banyak orang. Apalagi kalau kita berada di lingkungan kerja yang menuntut anda selalu berinteraksi dengan orang lain.
Kepribadian yang baik merupakan kunci sukses diterima atau tidaknya kita dalam pergaulan, baik itu di rumah, kampus, kantor atau dimanapun. Coba saja kita perhatikan hanya mereka yang berkepribadian menariklah yang memiliki banyak teman dan sahabat. Orang-orang dengan kepribadian yang baik selalu dikelilingi oleh orang-orang yang peduli padanya. Memang kepribadian merupakan watak dasar atau karakter seseorang yang sudah terbentuk dalam dirinya. Karena itu kepribadian setiap orang jelas tidak sama. Namun bukan berarti kepribadian yang buruk tidak bisa dirubah. Jika selama ini kepribadian dinilai kurang baik, tidak ada salahnya kita mulai merubahnya dari sekarang. Bagaimanapun juga memperbaiki kepribadian bukanlah sesuatu yang merugikan. Justru sebaliknya, merubah hal menjadi baik adalah suatu jalan menuju kebenaran. Nah, kita tentu ingin menjadi pribadi yang disukai banyak orang. Apalagi kalau kita berada di lingkungan kerja yang menuntut anda selalu berinteraksi dengan orang lain.
1.2.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan Kepribadian?
2. Bagaimana sesungguhnya pribadi yang menyenangkan itu?
3. Langkah-langkah apa saja yang harus diambil untuk membangun pribadi yang menyenangkan itu?
1.3.
TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui kiat-kiat atau upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menjadi pribadi yang menyenangkan untuk diri sendiri dan juga orang lain, serta bagaimana kita memaknai pribadi kita dalam hidup ini.
.
BAB
II
MEMBANGUN
KARAKTER KEPRIBADIAN
2.1.
Difinisi Kepribadian
Menurut gordon Alport
(1951) kepribadian atau personality didifinisikan sebagai suatu kesatuan
organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofisis yang
menentukan caranya yang khas dalam penyesuaian diri dengan atau terhadap
lingkungannya. Berbicara kepribadian kita harus membicarakan temperament, sifat,
karakter, kebiasaan.
2.1.1.
Temperament adalah gejala
karakteristik dari setiap emosi individu, termasuk juga mudah atau tidaknya
terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya beraksi, kualitas
kekuatan suasana hatinya dan gejala ini tergantung kepada faktor konstitusional
dan terutama berasal dari keturunan.
2.1.2.
Sifat/trait adalah sistem neuropsikis yang digeneralisasikan dan
diarahkan dengan kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara
sama, serta melalui membimbing tingkah laku adaptif dan ekspresif secara sama.
2.1.3.
Watak atau karakter lebih bersifat stabil, herediter atau bawaan dan
bersifat normatif.
2.1.4.
Kebiasaan adalah sama dengan
trait hanya perbedaan situasi yang dicocoki atau direspon yang terjelma dari
kondisi itu
2.2.
Tipologi Kepribadian
2.2.1.
Tipe Kepribadian
Kontruksi
ideal si pengamat dan seseorang dapat disesuaikan dengan type itu tetapi dengan
konsekuensi diabaikan sifat-sifat khas individualnya. Perkembangan kepribadian
dimulai masa remaja dengan ciri-ciri aktualisasinya dengan kematangan individu
itu sendiri dan motivasi memang sudah dibawa pada masa kanak-kanak semata-mata
kepribadian itu belum dimiliki. Anak dilengkapi dengan dorongan nafsu-nafsu dan
reflek-reflek. Dari lahir anak sudah memiliki potensi dan sifat. Pada tahun pertama
akhir, anak telah menunjukkan sifat yang khas itu.
2.2.2.
Pembentukan
Kepribadian
Membentuk kepribadian
menurut Sigmmund Freud dimulai dai Id, Ego, Super Ego, karena Id adalah sumber
dari motif yang paling dalam, sedangkan motivasi merupakan motor berprilaku
seseorang yang akan mencerminkan kepribadiannya. Menurut Murray Ego adalah
kenamaan kebudayaan dan nilai kesatuan yang mengatur tingkah lalu/aktifitas dan
akan menunjukkan kepribadian seseorang. Murray penganut pembentukan kepribadian
itu berdasarkan analisa motif yang tentunya tidak bisa terlepas dari alam
kebutuhan seseorang
2.2.3.
Perkembangan kepribadian
Anak 2-3 tahun belum
begitu tertari pada nilai-nilai. Anak lahir memiliki dorongan- dorongan naluri
dan reflek-reflek dan belum punya kepribadian. Usia 2,5 tahun belum mempunyai
kepribadian, tetapi sudah terlihat perbedaan kualitas kepribadian meliputi;
deferensiasi, integrasi, kematangan, imitasi, belajar dan pengembangan diri.
Anak usia 5 tahun keatas mulai mempunyai kualitas kepribadian. Anak mulai
mengenal nilai, berdasarkan faktor pertambahan usianya, berarti bertambah pula
kematangannya, otomatis kepribadian semakin berkembang.
2.2.4.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi terhadap Kepribadian
Faktor sikap, bakat,
kecakapan, minat dan perasaan (instrinsik faktor) sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kepribadian seseorang. Juga kebutuhan dan motivasi serta tujuan
seseorang berperilaku sangat menentukan kepribadian seseorang. Demikian pula
dengan persepsi seseorang. Faktor ekstrinsik atau faktor yang datangnya dari
luar seperti; sosialisasi seseorang (hubungan inter atau antar personal).
Faktor budaya, nilai, ideologi, politik, dan Hankam akan pula berpengaruh
terhadap kepribadian. Karena kepribadian seseorang itu berkembang dan dinamis
maka dapat berubah atas pengaruh faktor belajar, pengalaman, instrospeksi dan
tingkat energi dalam tubuh ( faktor Biologis).
2.2.5.
Aplikasi teori
perkembangan kepribadian bagi perawat dan keperawatan
1. Perawat dapat mengembangkan kepribadiannya sesuai profil pribadi perawat tanpa harus melalui pendidikan formal.
1. Perawat dapat mengembangkan kepribadiannya sesuai profil pribadi perawat tanpa harus melalui pendidikan formal.
2. Perawat dalam melaksanakan
tugasnya dalam Asuhan Keperawatan sesuai dengan teori kepribadian, pembentukan
kepribadian, perkembangan kepribadian, tipe dan jenis kepribadian.
Menurut Hartman (2004),
setiap orang memiliki kepribadian dasar. Kepribadian seseorang telah terbentuk
sejak nafas pertama ditiupkan di dalam kandungan. Kepribadian seseorang memang
dapat berkembang tetapi tidak akan keluar dari sifat-sifat inti atau dasarnya.
Kepribadian adalah inti pikiran dan perasaan di dalam diri seseorang yang
memberitahu bagaimana ia membawa diri. Kepribadian merupakan daftar respon
berdasarkan nilai-nilai dan kepercayaan yang dipegang kuat. Kepribadian akan
mengarahkan reaksi emosional seseorang disamping rasional terhadap setiap
pengalaman hidup. Dengan kata lain, kepribadian adalah proses aktif didalam
setiap hati dan pikiran seseorang yang menentukan bagaimana ia merasa, berpikir
dan berperilaku.
Taylor Hartman (2004) membagi tipe kepribadian menurut empat aspek dominan didalam alam; api, tanah, air dan udara. Atas dasar ini kemudian ia membedakan empat tipe kepribadian orang menurut kode warna, yaitu tipe kepribadian merah, biru, putih dan kuning. Kepribadian merah merepresentasikan sifat-sifat api memiliki semangat yang membara dalam kehidupan; kepribadian biru merepresentasikan sifat-sifat tanah kuat dan teguh dalam pendirian; kepribadian putih merepresentasikan sifat-sifat dasar air mengalir dan mengikuti arus; kepribadian kuning merepresentasikan sifat-sifat angin bertiup kesana kemari. Masing-masing tipe kepribadian memiliki keunikan sendiri yang merupakan gabungan antara kekuatan dan kelemahan.
Kepribadian memang bersifat unik, sehingga tidak ada satu orangpun yang sama persis dengan orang yang lain, meski terlahir kembar satu telur. Memang ada jutaan variasi kepribadian, namun menurut Hartman (2004) kepribadian setiap orang dapat digolongkan menurut motif dasar, kebutuhan dan keinginan yang cenderung stabil sepanjang hayat. Di pandang dari sudut perbedaan motif dasar, kebutuhan dan keinginan maka setiap orang dapat digolongkan kedalam tipe kepribadian merah, biru, putih dan kuning. Penggolongan berdasarkan warna ini dengan maksud agar lebih mudah untuk diingat.
Taylor Hartman (2004) membagi tipe kepribadian menurut empat aspek dominan didalam alam; api, tanah, air dan udara. Atas dasar ini kemudian ia membedakan empat tipe kepribadian orang menurut kode warna, yaitu tipe kepribadian merah, biru, putih dan kuning. Kepribadian merah merepresentasikan sifat-sifat api memiliki semangat yang membara dalam kehidupan; kepribadian biru merepresentasikan sifat-sifat tanah kuat dan teguh dalam pendirian; kepribadian putih merepresentasikan sifat-sifat dasar air mengalir dan mengikuti arus; kepribadian kuning merepresentasikan sifat-sifat angin bertiup kesana kemari. Masing-masing tipe kepribadian memiliki keunikan sendiri yang merupakan gabungan antara kekuatan dan kelemahan.
Kepribadian memang bersifat unik, sehingga tidak ada satu orangpun yang sama persis dengan orang yang lain, meski terlahir kembar satu telur. Memang ada jutaan variasi kepribadian, namun menurut Hartman (2004) kepribadian setiap orang dapat digolongkan menurut motif dasar, kebutuhan dan keinginan yang cenderung stabil sepanjang hayat. Di pandang dari sudut perbedaan motif dasar, kebutuhan dan keinginan maka setiap orang dapat digolongkan kedalam tipe kepribadian merah, biru, putih dan kuning. Penggolongan berdasarkan warna ini dengan maksud agar lebih mudah untuk diingat.
Kepribadian
merah menjalani hidup dengan penuh kekuatan. Merah sangat berkomitmen pada
tujuan dan bertekad untuk menyelesaikan apapun yang disodorkan kehidupan di
hadapannya. Kepribadian merah begitu penuh tekad dan produktif sehingga
keintiman diabaikan atau disangkal sebagai bukan hal penting.
* Kehidupan adalah rangkaian komitmen bagi biru. Berkomitmen pada hubungan mungkin merupakan kekuatan biru yang terbesar. Biru senang bersama orang lain dan dengan sukarela mengorbankan keuntungan pribadi demi memiliki hubungan yang akrab. Biru memberi diri dengan murah hati dalam hubungan bernilai. Karena kesediaan untuk komit dalam hubungan, biru menjalin persahabatan mendalam yang seringkali berlangsung seumur hidup. Biru sangat bisa diandalkan dan memandang janji verbal sama mengikatnya seperti kontrak tertulis manapun, bangga akan kemampuan mempertahankan hubungan jangka panjang. Sifat mengagumkan ini memberi kredibilitas konsep bahwa biru biasanya menikmati hubungan yang jauh lebih kaya daripada tipe kepribadian manapun. Biru sepenuhnya setia pada orang. Biru tetap setia dalam masa senang dan susah. Ketika orang menyadari dalamnya komitmen biru, mudah dipahami mengapa cuaca baik dan buruk tidak banyak berdampak pada kesetiaan biru.
* Biru dan putih sama-sama mampu sangat komit pada satu sama lain. Biru dan putih menghargai rasa aman dan menemukan hubungan dalam komitmen sebagai cara paling alamiah untuk menikmati hidup. Biru cenderung merasakan komitmen emosional yang mendalam pada orang, sementara putih merasa mudah menerima dan mencintai orang-orang yang dijumpai. Putih toleran dan menerima orang lain. Putih komit tanpa banyak ribut dalam hubungan.
* Kehidupan adalah rangkaian komitmen bagi biru. Berkomitmen pada hubungan mungkin merupakan kekuatan biru yang terbesar. Biru senang bersama orang lain dan dengan sukarela mengorbankan keuntungan pribadi demi memiliki hubungan yang akrab. Biru memberi diri dengan murah hati dalam hubungan bernilai. Karena kesediaan untuk komit dalam hubungan, biru menjalin persahabatan mendalam yang seringkali berlangsung seumur hidup. Biru sangat bisa diandalkan dan memandang janji verbal sama mengikatnya seperti kontrak tertulis manapun, bangga akan kemampuan mempertahankan hubungan jangka panjang. Sifat mengagumkan ini memberi kredibilitas konsep bahwa biru biasanya menikmati hubungan yang jauh lebih kaya daripada tipe kepribadian manapun. Biru sepenuhnya setia pada orang. Biru tetap setia dalam masa senang dan susah. Ketika orang menyadari dalamnya komitmen biru, mudah dipahami mengapa cuaca baik dan buruk tidak banyak berdampak pada kesetiaan biru.
* Biru dan putih sama-sama mampu sangat komit pada satu sama lain. Biru dan putih menghargai rasa aman dan menemukan hubungan dalam komitmen sebagai cara paling alamiah untuk menikmati hidup. Biru cenderung merasakan komitmen emosional yang mendalam pada orang, sementara putih merasa mudah menerima dan mencintai orang-orang yang dijumpai. Putih toleran dan menerima orang lain. Putih komit tanpa banyak ribut dalam hubungan.
Tidak ada kepribadian
lain yang mengejar kesenangan seperti kuning. Kuning seringkali hidup untuk
bermain. Ketika kuning tertekan ditempat kerja atau dirumah, hobi yang
membangkitkan energi atau liburan singkat menggantikan wajah lusuh dengan
semangat kemudaan. Kuning tidak mengerti mengapa ada yang mau komit pada
sesuatu yang tidak mengandung kesenangan didalamnya. Karena menyukai kesenangan
dan tidak suka dikekang,
kuning jarang mau terikat dalam suatu pernikahan.
kuning jarang mau terikat dalam suatu pernikahan.
2.3.
Pribadi yang menyenangkan.
pribadi yang menyenangkan itu adalah
kepribadian yang baik merupakan kunci sukses diterima atau tidaknya kita dalam
pergaulan, baik itu di rumah, kampus, kantor atau dimanapun. Coba saja kita
perhatikan hanya mereka yang berkepribadian menariklah yang memiliki banyak
teman dan sahabat. Orang-orang dengan kepribadian yang baik selalu dikelilingi
oleh orang-orang yang peduli padanya. Memang kepribadian merupakan watak dasar
atau karakter seseorang yang sudah terbentuk dalam dirinya. Karena itu
kepribadian setiap orang jelas tidak sama. Namun bukan berarti kepribadian yang
buruk tidak bisa dirubah. Jika selama ini kepribadian dinilai kurang baik, tidak
ada salahnya kita mulai merubahnya dari sekarang. Bagaimanapun juga memperbaiki
kepribadian bukanlah sesuatu yang merugikan. Justru sebaliknya, merubah hal
menjadi baik adalah suatu jalan menuju kebenaran. Nah, kita tentu ingin menjadi
pribadi yang disukai banyak orang. Apalagi kalau kita berada di lingkungan
kerja yang menuntut anda selalu berinteraksi dengan orang lain.
2.4.
Langkah-langkah menjadi pribadi
yang menyenangkan
Kepribadian manusia selalu menjadi tema yang menarik
untuk dicari tahu, apalagi kepribadian kita sendiri. Rasa ingin tahu
tersebutlah yang lantas membuat banyak orang pergi ke psikolog untuk menjalani
tes-tes kepribadian. Semua ini dilakukan demi mengetahui “seperti apa sesungguhnya
diri kita ini?”
2.4.1.
Jadilah
Pemberi yang Tulus
Pribadi yang
menyenangkan adalah pribadi yang menjadi pemberi yang tulus, memberikan apapun
yang terbaik, bermanfaat, membawa inspirasi untuk hidup yang lebih baik bagi
orang lain. Kita jangan pernah pelit, jangan menghitung untung-rugi, jangan
terbiasa menggantungkan hidup dari pemberian orang lain. Memberikan yang
terbaik untuk orang lain, terutama yang benar-benar membutuhkan kita.
2.4.2.
Memiliki Kemauan yang Kuat
Orang yang tidak
memiliki kemauan kuat tidak akan pernah sukses. Ini akan bertambah buruk ketika
kita mengandalkan pemikiran orang lain. Bila kita selalu bergantung pada orang
lain, berarti kita selamanya menjadi ”bawahan”; orang yang hanya menjadi
pelaksana kerja tanpa pernah menjadi pemimpin bagi diri sendiri dan orang lain.
Jadilah pribadi yang berkemauan kuat untuk merasakan keberhasilan dan
kebahagiaan. Percaya diri, jangan mudah menyerah, perbesar motivasi untuk
sukses adalah kunci atau kiat untuk mencapai keberhasilan.
2.4.3.
Jadilah
Diri Sendiri
Gampang-gampang susah
menjadi diri sendiri, yang memiliki kelebihan dan keunikan di banding orang
lain. Namun faktanya kita bisa menjadi diri kita sendiri; kita bisa memiliki
kelebihan di bidang yang kita geluti, dan memancarkan keunikan karena kita
berbeda dari orang lain. Syukuri apa pun keadaan kita saat ini, yakinlah pada
apa yang kita perbuat; selama perbuatan kita baik dan memancarkan kasih pada
sesama. Dan, miliki standar penilaian untuk diri sendiri; orang yang tepat
menilai diri kita adalah kita sendiri. Orang lain memang dapat menilai kita, namun
ketepatannya tidaklah sama bila kita menilai diri kita sendiri.
2.4.4.
Memiliki
Etika
Pergaulan yang sehat
mudah diciptakan bila setiap pribadi memiliki etika yang tinggi. Sebaliknya
pribadi yang amburadul, tidak menghargai aturan bersama, akan merusak citra diri
dan kelompok, termasuk dilingkungan kita berada atau bekerja. Menghargai orang
lain seperti kita menghargai diri kita sendiri akan mempermudah kita
menyesuaikan diri dengan orang lain. Menghargai sistem yang berlaku
dilingkungan pergaulan, dan mempelajari seluk-beluk etika yang melingkupi kita.
Dengan perilaku seperti ini, kita akan mudah memiliki etika yang diterima
lingkungan, baik lingkungan kerja maupun keluarga.
2.4.5.
Pribadi
yang Sederhana
Kesederhanaan hati
dalam berperilaku mencerminkan ”kerendahan jiwa” yang memesona bagi diri
sendiri dan orang lain. Sebaliknya, kesombongan dan sikap selalu meninggikan
diri lebih sering merusak interaksi dengan sesama. Sebuah kesuksesan sering
kali bermula dari kesederhanaan sikap dan langkah. Oleh karena itu, apabila
kita ingin menciptakan keberhasilan yang tidak melukai orang lain, milikilah
jiwa yang sederhana. Kita tidak akan pernah merasa”lebih tinggi dan lebih
hebat” dari orang lain apabila kita selalu merendah, mengedepankan kesederhanaan
yang mengagumkan .
2.4.6.
Selalu tahu
Berterima Kasih
Suatu kesuksesan dalam
hidup ini tidak pernah datang sendirian. Kesuksesan sering kali menghampiri
kita bersama ”jasa orang lain”. Dengan kata lain, kita tidak akan bisa meraih
kesuksesan sendirian; ada andil orang lain. Oleh karena itu, bangunlah pribadi
yang ”tahu berterima kasih” agar kita menyenangkan mereka yang turut memberi
peran dalam kesuksesan kita.
2.4.7.
Lancarlah Berkomunikasi
Mengabaikan komunikasi
sama halnya dengan mengabaikan keberhasilan. Oleh karena itu, secepatnyalah membangun
pribadi yang lancar berkomunikasi agar keberhasilan tidak lewat begitu saja
dihadapan kita. Dengan lancar berkomunikasi, kita kita akan mudah memandu diri
sendiri dan orang lain yang berada di lingkup kesuksesan kita untuk
bersama-sama memahami kesulitan atau tantangan yang harus dipecahkan, tanpa
perlu terjadi salah paham dalam suatu beban tugas.
2.4.8.
Kendalikan
Diri
Untuk membangun diri
dengan baik kita harus mengendalikan diri sendiri dalam segala hal.
Pengendalian diri yang baik juga akan memandu kita dalam menentukan bidang
keberhasilan yang kita inginkan. Suasana apapun yang sedang melingkupi kita
saat ini, buatlah suasana itu menyenangkan bagi diri sendiri. Apabila kita
sedang mengalami duka yang mendalam, anggaplah hal itu sebagai ”pemanis hidup”.
Jangan beranggapan bahwa kita akan selamanya mengalami situasi pahit itu.
Sebaliknya, bila kita sedang bersukacita, jangan terbawa emosi untuk merayakan
secara berlebihan. Kita harus dapat menendalikan diri untuk secara wajar
menikmati kebahagian yang kita rasakan. Penendalian diri itulah kuncinya. Dalam
situasi apa pun, kendalikanlah diri kita.
2.4.9.
Jujurlah
pada Diri Sendiri
Meski kadang
menyakitkan, kejujuran tetap harus kita utamakan. Jangan biarkan diri kita
rusak hanya karena ketidakjujuran, kelicikan, suka berkelit, atau karena
perbuatan-perbuatan tidak kesatria lainya. Kita harus berdiri di atas kejujuran
dalam setiap hal yang berkaitan dengan impian menuju keberhasilan. Ada beberapa
cara yang dapat kita lakukan untuk menanamkam rasa jujur dalam diri kita
sendiri; biasakan berbuat sesuatu sesuai dengan ucapan anda, jangan
”menyembunyikan diri” dibalik kelemahan, akuilah kelemahan yang ada pada diri
kita, dan yang terakhir, ingatlah bahwa orang lain sakit hati ketika kita
bohongi.
2.4.10.
Bersikaplah
Percaya Diri
Apa yang dapat kita
lakukan tanpa kepercayaan diri? Mungkin kita hanya terombang-ambing dalam
sebuah keadaan tanpa bisa berbuat apa-apa. Mungkin kia hanya menggantungkan
nasib tanpa memiliki keputusan terbaik demi diri sendiri. Lebih berbahaya lagi,
seluruh hidup kita ketergantungan pada orang lain yang lebih memiliki
kepercayaan diri. Jadi sangatlah pantas bila kita melihat dan mengukur seberapa
besar kepercayaan diri yang kita miliki? Apabila kita belum memiliki
kepercayaan diri, galilah dengan cerdas dari dasar hati dan pikiran.
Sebaliknya, apabila kita telah memilikinya, gunakan untuk meraih impian dan
kesuksesan dalam diri kita. Rasa percaya diri bisa membuat kita mudah untuk
menentukan sikap, mampu untuk mengatasi kesulitan hidup, dan rasa percaya diri
menuntun kita menuju apa yang kita impikan.
2.4.11.
Bersikaplah
Cepat Tanggap
Mungkin tidak ada
tempat untuk orang yang berjalan lamban di jalur kesuksesan. Tidakan yang
lamban selain membuang waktu, juga terasa membosankan apabila kita tipe pribadi
yang ingin cepat dan cerdas dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Mungkin juga
kita merasa gerah bila melihat orang-orang di sekitar yang menyia-nyiakan waktu
dan tenaga hanya karena mereka kurang cekatan dalam menyelesaikan pekerjaan
atau tugas-tugas. Orang yang cepat tanggap tidak akan meremehkan waktu dan
kesempatan yang datang menghampirinya. Sebaliknya, apa pun tantangan atau
kesempatan yang menghampiri, dengan tanggap dan cekatan akan diambilnya;
hasilya pun cepat mereka nikmati. Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan untuk
menjadi pribadi yang cepat tanggap;
a.
Jangan terbiasa membuang waktu dengan percuma. Kebiasaan menghabiskan waktu
tanpa tindakan yang bermakna hanya akan merugikan diri sendiri.
b.
Kembangkan Imajinasi. Semakin kaya imajinasi, semakit cepat kita
menanggapi setiap hal yang menghampiri.
c.
Mulailah sekarang, karena hari esok belum tentu berpihak pada kita. Apabila
kita beranggapan bahwa inilah saatnya untuk memulai, maka mulailah segera,
jangan ditunda-tunda.
2.4.12.
Buat
daftar perilaku anda yang terdiri dari kebaikan dan keburukan.
Kemudian coba
bandingkan mana yang lebih banyak kebaikan atau keburukan. Lalu pikirkan apa
yang mendorong anda bersikap baik dan apa yang mendorong anda berperilaku
buruk. Berjanjilah pada diri sendiri untuk merubah hal-hal buruk pada diri
anda. Setiap saat anda berhasil merubahnya, berjanjilah untuk tidak kembali
menjadi buruk. Dengan demikian, perlahan-lahan sikap dan sifat buruk anda akan
hilang sama sekali.
2.4.13.
Jagalah
‘ucapan’ anda
Pepatah mengatakan
‘lidah lebih tajam daripada pedang’. Memang kadang kata-kata dan ucapan yang
‘pedas’ terasa lebih menyakitkan daripada perbuatan buruk sekalipun. Kalau
selama ini anda dikenal sebagai orang yang ‘nyinyir’ dan ketus cobalah untuk
merubahnya perlahan-lahan. Tahan keinginan anda untuk melontarkan komentar
buruk, celaan, dan sindiran terhadap orang lain yang tidak anda sukai, sekalipun
anda sangat ingin.
2.4.14.
Dengarkan
orang lain
Salah satu hal yang
membuat anda disukai banyak orang adalah anda bisa menjadi pendengar yang baik.
Coba anda cermati setiap kali anda berinteraksi. Apakah anda terlalu
mendominasi percakapan jika berbincang dengan orang lain?. Jika ‘ya’ cobalah
untuk belajar mendengar. Jangan terlalu sibuk memuji diri sendiri. Berikan
respon yang positif atas percakapannya dengan anda.
2.4.15.
Jangan
menunjukkan sikap tidak setuju pada orang lain secara frontal,
sekalipun memang anda tidak setuju.
Pada moment tertentu
seperti rapat kantor atau diskusi, anda memang boleh mengungkapkan kebenaran
dengan menyanggah pendapat orang lain yang anda anggap salah. Tetapi pada
obrolan santai seperti saat makan siang, anda tidak perlu terlalu menunjukkan
sikap tidak setuju pada pendapat teman anda. Anggukkan kepala setiap kali teman
anda berbicara.
2.4.16.
Jangan biarkan
orang lain merasa tidak nyaman dengan kehadiran anda.
Selama ini anda yang
tergolong pemarah, sensitif, sering mengeluh, dan jarang tersenyum membuat
orang lain merasa enggan berada di dekat anda. Orang lain merasa tidak nyaman,
karena khawatir sewaktu-waktu anda akan melibatkan dia dalam emosi anda. Coba
kendalikan emosi dengan lebih memahami kehadiran orang-orang di sekeliling
anda. Belajarlah untuk berpikir positif dan tersenyumlah pada orang-orang yang
menyapa anda. Ciptakan suatu sikap yang membuat orang lain merasa ‘nyaman’
dengan kehadiran anda.
Memang pada awalnya anda akan kesulitan merubah kepribadian yang selama ini melekat pada diri anda. Tapi percayalah kepribadian yang baik merupakan modal terbesar dalam menuju sukses. Terlebih di lingkungan pekerjaan yang banyak melibatkan orang-orang/ personil
Memang pada awalnya anda akan kesulitan merubah kepribadian yang selama ini melekat pada diri anda. Tapi percayalah kepribadian yang baik merupakan modal terbesar dalam menuju sukses. Terlebih di lingkungan pekerjaan yang banyak melibatkan orang-orang/ personil
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Besar kecinya suatu keberhasilan atau
kesuksesan ditentukan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah faktor
keperibadiaan di samping itu kita dapat “melihat kedalam” diri kita, dan
pribadi seperti yang kita miliki. Selalu masih ada waktu dan kesempatan untuk
membangun dan menunjukan kepribadian yang menyenangkan untuk diri sendiri dan
juga orang lain, apabila kita belum sepenuhnya berhasil membangunnya untuk
keberhasilan diri yang kita inginkan itu, jangan ragu dan jangan beranggapan
bahwa membangun kepribadian yang menyenangkan itu sulit yakinlah bahwa kita
bisa melakukannya. Pribadi yang menyenangkan itu adalah hak kita sebagai
individu, dan sudah seharusnya dikembangangkan demi mewujudkan keberhasilan
yang kita cita-citakan.
Inilah catatan penutup yang dapat
membantu kita membangun kepribadian yang menyenangkan
3.1.1.
Mulailah dari diri sendiri
Mulai
membangun pribadi yang menyenangkan itu dari diri sendiri, bukan karne ingin
meniru orang lain. Dengan membangun pondasi di dalm diri, pribadi kita akn
lebih kuat dan mudah goyah karna pengaruh orang lain dan situasi di sekitar
kita di samping itu, kita dapat selalu mengembangkan diri sesuai dengan kehendak
kita jadi, mulailah dari diri sendiri dari setiap hal yang menentukan keberhasilan
kita.
3.1.2.
Terbuka tehadap “teguran” orang lain
Terguran
dari orang lain bisa berupa kritik , saran dan masukan pada diri kita. Mungkin
dari teman mahasiswa, dosen, keluarga merasa perlu memberikan teguran yang
positif untuk kebaikan kita, oleh karana itu bijaksanalah dalm meneriama
teguran atau masukan itu. Ambilah pelajaran baik dari teguran itu, dan gunakan
untuk membangun kepribadian yang menyenangkan, demi suatu keberhasilan.
3.1.3.
Bertahap dan setiap hari
Seperti halnya membangun sebuah
rumah, kita perlu bertahap melakukannya, tidak bisa sekali jadi demikian pula
untuk membangun pribadi yang menyenangkan, kita perlu bertahap dan rutin setiap
hari, jangan tergesah-gesah agar bangunan itu tidak roboh. Kita memiliki
bangunan pribadi yang kokoh, karana kita yang mengerjakan bangunan itu kita
melakukan secara bertahap, penuh perhitunagan dan setiap saat pada kesempatan
yang datang kepada kita.
3.1.4.
Saat ini
Yah, wujudkan langkah kita mulai
sekarang untuk membangun keperibadian yang menyenangkan itu. Jangan tunda esok
hari lebih cepat kita memulai lebih cepat kita nikmati keberhasilan.
3.2.
Saran
Dalam pembentukan suatu keperibadian
sangat penting pengaruh peran dalam lingkungan sekitar terutama keluarga
sehingga sejak dini di bentuk, diajarkan dan dibiasakan keperibadian yang baik.
Keluarga memberikan teladan, sikap, tingakah laku, berkomunikasi yang baik
dengan tetangga serta lingkungan masyarakat. Mari kita pelajari tentang
kepribadian diri, agar kita dapat bersikap baik, sopan, dan tidak bersikap
kasar terhadap orang lain. Dengan mempelajari kepribadian diri kita dapat
mengubah diri kita menjadi orang yang profesional.
DARTAR PUSTAKA
Elizabeth
dan renee baron. 2005. Eneagram.: PT serambi ilmu sementara.
Goleman,
daniel, 1995. Emosional intelligance. Jakarta. PT gramedia pustaka utama.
Presetyo
herry.2007. pribadi yang menyenangkan. Jakarta : PT bhuana ilmu populer.
Widayatun
tri rusmi. 1999, ilmu prilaku M.A 104, jakarta : CV saagung seto; PT pajar
interpratama.
www.google.com
\glorianet.org.psikolog\keperibadian.
0 comments:
Post a Comment